PT Kontak Perkasa Futures - Ekonomi Indonesia cuma mampu tumbuh 3,51% pada kuartal III-2021. Lebih lambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sempat meroket hingga 7%.
"Ekonomi masih tumbuh 3,51% tapi melambat dibanding kuartal II yang 7,07%," jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jumat (5/11/2021) Perlambatan ini terjadi karena hantaman covid varian delta. Untungnya Indonesia ketiban 'durian runtuh', sehingga perlambatan ekonomi masih terbatas. "Pertumbuhan ekonomi tertinggi ada di impor, 30,11% dan diikuti ekspor 29,16%. Perdagangan Internasional mendominasi pertumbuhan ekonomi kalau dilihat pengeluaran," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jumat (5/11/2021) Lonjakan ekspor terjadi selain karena membaiknya ekonomi negara mitra utama dagang Indonesia, juga ditopang oleh kenaikan harga komoditas. Khususnya minyak dan gas bumi, minyak kelapa sawit, batu bara, tembaga, besi dan baja serta lainnya. Sementara impor turut meningkat, khususnya pada kelompok mesin dan peralatan. "Jadi net ekspor 1,23% menopang pertumbuhan di kuatal III," ujarnya. Selain itu, ekonomi Indonesia didorong oleh konsumsi rumah tangga dengan 1,03%, konsumsi pemerintah 0,66% dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 3,74%. "PMTB tumbuh tinggi, ini karena realisasi belanja modal pada kuartal III-2021 masih tumbuh 32,45% dibandingkan tahun lalu," pungkasnya. Kepala BPS, Margo Yuwono Saat Rilis BPS (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)Foto: Kepala BPS, Margo Yuwono Saat Rilis BPS (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics) Kepala BPS, Margo Yuwono Saat Rilis BPS (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics) Dilihat secara sektoral, pertumbuhan tinggi terjadi pada industri di jasa kesehatan dan pertambangan. "Ada 11 kategori selama kuartal III 2021 secara year on year (yoy) mengalami pertumbuhan. Terbesar di jasa kesehatan tumbuh 14,06 % dan pertanian terendah 1,31%," ungkapnya. Sektor Pertambangan berhasil tumbuh kedua tertinggi dengan 7,78% sebagai efek dari kenaikan harga komoditas sejak awal tahun dan produksi. Mulai dari biji logam, batu bara, lignit dan lainnya. "Kategori pertambangan dan penggalian ini pada kuartal III tumbuh tinggi 7,78%. kalau tren mulai 2019-2021 di kuartal III sekarang adalah paling tinggi," jelasnya. Pertumbuhan tertinggi lainnya adalah informasi dan komunikasi sebesar 5,51%, perdagangan 5,16%, pengadaan air 4,56%, jasa keuangan 4,29%, pengadaan listrik dan gas 3,85%, konstruksi 3,84% dan industri pengolahan serta real estate dengan masing-masing 3,68% dan 3,42%. BPS juga mencatat beberapa industri yang alami kontraksi, adalah akomodasi dan makan minum -0,13% dan paling parah adalah jasa pendidikan dan adm pemerintahan yang masing-masing -4,42% dan -9,96%. - PT Kontak Perkasa Futures Sumber : cnbcindonesia.com
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
October 2018
Categories |